Cara Pengolahan Zat Warna Batik warna Alam

Sebagian besar warna alami yang digunakan pada batik warna alam dapat diperoleh dari tumbuhan, pada jaringan tumbuhan tersebut terdapat pigmen tumbuhan penimbul warna yang berbeda-beda tergantung struktur kimianya. Golongan pigmen tumbuhan dapat berupa flavonoid karotenoid,kuinon atau klorofil. Untuk itulah pigmen – pigmen alami tersebut perlu diolah dari jaringan atau organ tumbuhan dan dijadikan larutan zat warna alam untuk pencelupan bahan batik warna alam. Proses pengolahan dilakukan dengan teknik ekstraksi dengan pelarut air.

     Pembuatan larutan untuk batik warna alam adalah proses untuk mengambil pigmen – pigmen penimbul warna yang ada di dalam tumbuhan baik yang ada pada daun, batang, buah, bunga, biji ataupun akar. Dalam proses untuk mengambil pigmen zat pewarna alam untuk batik alami ini disebut proses ekstraksi.

      Proses ekstraksi dilakukan dengan cara merebus bahan baku tumbuhan dengan pelarut utama air. Bagian tanaman yang di ekstrak adalah bagian tanaman yang diperkirakan  paling kuat atau paling banyak memiliki pigmen warna contohnya  bagian akar, batang, daun, biji, buah ataupun kulitbuahnya.             

Proses ekstraksi atau pembuatan zat warna alam perlu disesuaikan dengan berat bahan yang hendak kita proses sehingga jumlah larutan zat warna yang dihasilkan dapat mencukupi untuk mewarnai bahan batik warna alam     

     Takaran larutan dari zat warna alami yang digunakan itu tergantung dari jumlah kain yang akan kita proses. Perbandingan yang biasa digunakan adalah 1 berbanding 30. Misalnya berat bahan tekstil yang diproses 30 gram maka kebutuhan larutan zat warna alam adalah 1 liter. 

Berikut ini adalah langkah-langkah ekstraksi untuk mengolah zat pewarna alami untuk batik warna alam

     Pertama, Potong menjadi ukuran kecil – kecil bagian tumbuhan yang ingin kita olah misalnya: daun, batang , kulit atau buah. Bahan dapat dikeringkan dulu maupun langsung diekstrak. Ambil potongan bagian tanaman seberat 500 gr.

      Kedua Masukkan potongan-potongan tersebut ke dalam tempat perebusan. Kemudian tambahkan air dengan perbandingan 1:10. Misal  jika berat bahan yang diekstrak 500gr maka airnya cukup 5 liter.

     Ketiga rebus bahan hingga volume air menjadi setengahnya  atau 2,5 liter. Jika diperlukan untuk menjadi lebih kental volume sisa perebusan bisa diperkecil misalnya jadi sepertiganya. Indikasi bahwa pigmen warna dalam tumbuhan telah keluar terlihat dengan sisa air setelah perebusan jadi berwarna. Jika larutan yang dihasilkan tetap bening maka tanaman tersebut hampir dipastikan tidak ada pigmen warnanya.

     Keempat,Saring larutan hasil proses ekstraksi tersebut untuk memisahkan dengan sisa bahan yang diekstrak tadi. Hasil larutan ekstrak ini disebut larutan zat warna alam. Setelah dingin larutan siap digunakan untuk mewarna kain batik.

Bahan untuk mengolah batik warna alam adalah 

Pertama, Kain bisa kain katun,sutera atau wol yang penting bahan ini harus alami 

Kedua hasil ekstrak bahan yang diambil dari bagian tanaman yang ingin kita jadikan sumber pewarna alami seperti  bunga sepatu, daun alpukat, daun ketela pohon, daun jati, kayu secang, biji makutodewo,kulit buah manggis, daun jambu biji ataupun jenis tanaman lain yang di inginkan.

Ketiga adalah bahan kimia biasanya kapur tohor (CaCO3), tunjung (FeSO4), tawas, natrium karbonat atau soda abu (Na2CO3) .bahan-bahan  ini bisa di dapatkan di toko-toko bahan kimia.

Peralatan yang digunakan adalah ember,  timbangan,panci, kompor, thermometer , pisau dan gunting.

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *